Seperti halnya DKI Jakarta, Provinsi Bali juga mempunyai sebuah Monumen Perjuangan Rakyat Bali yang terkenal
yakni Monumen Bajra Sandhi. Monumen ini berada di jantung kota Denpasar,
tempatnya berada di kawasan daerah Renon.
Asal Usul Museum Bajra Sandhi
Pada tahun 1980, Prof Ida Bagus
Matra ( Gubernur Bali ) memiliki ide untuk membangun Monumen Bajra Sandhi. Yang
mana di arsitekturi oleh Ir. Ida Bagus Gede Yadnya, tak lain adalah orang yang
memenangkan kompetisi arsitektur Monumen Bajra Sandhi di tahun 1981. Design yang
diusungnya mengenai arti hari kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 (
17 gerbang pintu masuk, 8 pilar utama dan ketinggian monumen 45 meter ).
Pembangunannya di mulai pada
tahun 1981 dan sempat terhenti, kemudian dilanjutkan kembali pada tahun 1987.
Peresmian monumen ini dilakukan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri, tepatnya
pada tanggal 14 Juni 2013. Rutin disetiap tahunnya selalu diadakan parade pesta
kesenian Bali di Monumen Bajra Sandhi, yang selalu dibuka oleh Presiden
Indonesia.
Monumen Bajra Sandhi terletak di
kawasan Lapangan Renon, dengan kondisinya yang selalu dirawat dengan baik,
bersih serta lengkap dengan menaranya. Lapangan yang sangat hijau ini menjadi tempat berolahraga favorit oleh masyarakat
kota Denpasar, saat sore hari adalah waktu yang sangat ramai pengunjung.
Nama Bajra Sandi berasal dari dua
kata ( Bajra dan Sandhi ) yang memiliki makna Genta dan suci. Selain itu, lokasi
Monumen Bajra Sandhi juga sangat strategis yang mana terletak di depan Kantor
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali serta di depan Gedung DPRD Provinsi Bali.
Jaman dahulu tempat ini adalah lokasi terjadinya pertempuran rakyat Bali
melawan pasukan penjajah.
Perang tersebut di kenal dengan
sebutan "Perang Puputan" yang berarti perang habis-habisan sampai
titik darah penghabisan. Bangunan nan megah ini didirikan guna menghormati pada
para pahlawan dan juga sebagi lambang penghormatan atas perjuangan rakyat Bali.
Perlu pembaca ketahui bahwa di dalam Monumen
Bajra Sandhi merupakan Museum Perjuangan Rakyat Bali yang memiliki luas bangunan
4.900 m2 dan luas tanah 138.830 m2. Pada saat masuk ke dalam museum, para
pengunjung akan melihat banyak hal yang menarik, seperti berbagai diorama yang
menampilkan perjuangan rakyat Bali.
Tercatat ada 17 diorama yang ada
di monumen yang terletak di Jalan Raya Puputan Niti Mandala ini. Beberapa di
antaranya mengisahkan perjuangan di zaman kerajaan di Bali dalam menentang
penjajahan. Misalnya, Perang Jagaraga di Buleleng, Perang Puputan Badung hingga
Pertempuran Puputan Klungkung.
Selain yang sudah tersebuat tadi,
masih ada beberapa diorama yang menggambarkan sepak terjang rakyat Bali dalam
mempertahankan kemerdekaan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Diorama tersebut
tak lain ialah pertempuran di Pelabuhan Buleleng, Selat Bali hingga perang
puputan Margarana yang pimpinan oleh I Gusti Ngurah Rai.
Selain museum di kawasan Monumen
Bajra Sandhi juga terdapat perpustakaan, kolam ikan, tempat belanja makanan
khas Bali dan kerajinan Bali yang sangat disayangkan sekali jikalau tidak
membawa oleh-oleh sebagai buah tangan untuk dibawa pulang.
Sekilas Monumen Bajra Sandhi
terlihat seperti Pagoda, tepat di tengah-tengah bangunan dibagian dalam ada 4
anak tangga yang berfungsi untuk menaiki lantai 2 ( ruangan museum ). Di lantai
dua ini, terdapat tangga berbentuk melingkar untuk menuju ke lantai tiga yang
mana ruangan luas dan dikelilingi oleh jendela kaca.
Dari lantai tiga inilah, tempat
favorit para pengunjung untuk melihat keindahan pemandangan Kota Denpasar dan
sekitarnya dari ketinggian. Bagi yang ingin melakukan sesi poto prewedding, keunikan
bangunan Monumen Bajra Sandhi sangat berpotensi sekali.
Alamat :
Jalan Raya Puputan No.142,
Sumerta Kelod, Denpasar Timur, Kota Denpasar, Provinsi Bali, Indonesia.
Harga Tiket Masuk :
Rp 5.000 parkir mobil.
Rp 2.000 parkir sepeda motor.
0 komentar:
Posting Komentar