Desa Tua Tiga Wasa yang dimaksut
ini memiliki pemandangan alam pedesaan yang masih natural dan alami, juga
terdapat pemandangan laut serta perbukitan yang dapat dinikmati dari puncak
bukit. Tiga Wasa adalah sebuah desa tua atau akrab disebut “Bali Aga” yang
berlokasi di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng.
Nama Desa Tua Tiga Wasa masih
erat hubungannya dengan kedatangan Rsi Markandeya ke Bali bersama anak buahnya
“Wong Aga” dari Gunumg Rawung. Menurut ceritanya, Wong Aga masih menetap di
Bali hingga saat ini dan tersebar di seluruh plosok daerah Bali. Daerah
tersebut ialah Desa Tua Tiga Wasa, Desa Sida Tapa, Desa Bayung Gede, Desa Trunyan, dan
masih banyak lainnya.
Arti dari kata Tiga Wasa sendiri
meiliki dua versi, versi pertama berarti Tiga Kuasa atau Tiga Tempat ( Desa Munduk
Taulan, Pememan dan Kayehan Sanghyang). Sedangkan versi kedua diartikan Tiga Wasa
atau tiga kali pergi ( tiga kali pergi untuk membangun desa ), maksutnya ialah
Desa Sanda, Desa Pangus dan Desa Tua Tiga Wasa yang merupakan pusat desa.
Jika Kita membahas apa saja
tradisi yang ada didalam lingkupan Desa Tua Tiga Wasa tersebut ? Oke akan
dijelaskan penulis satu-persatu agar pembaca bisa memahami dengan mudah. Desa
Tua Tiga Wasa terkenal dengan kerajinan anyaman yang dibuat penduduknya. Selain
itu juga memiliki beberapa tradisi bisa dikatakan cukup unik, seperti halnya
tradisi perayaan hari-hari keagamaan ( galungan, kuningan, Pegatwakan dan
lain-lain ).
Dalam tradisi bahasa, penduduk Desa
Tua Tiga Wasa menggunakan bahasa pedalaman dalam kesehariannya yang mana bahasa kuno Wong Aga saat masuk ke
Bali ( bahasa Tiga wasa ). Bahasa tersebut dalam vokal bahasanya kebanyakan
memakai vokal huruf “A” seperti bahasa
Jawa dan juga Melayu kuno.
Menurut sesepuh Desa Tua Tiga
Wasa, secara umum orang Bali Aga tidak mempunyai Pura Dalem, begitu juga dengan
Desa Tua Tiga Wasa itu sendiri. Desa ini hanya memiliki Pura Desa, Pura Segara
dan pura Gedong Besakih. Suatu alasan tidak memiliki pura dalem, disebabkan
Karena sudah dijadikan satu dengan Bale
Agung atau Pura Desa, yang mana untuk memusnah ilmu hitam ketika menginjakkan
kaki di desa tersebut.
Masyrakat Desa Tua Tiga Wasa juga
masih menjalankan tradisi upacara ngulapin, namun upacara ini dilaksanakan di
kamar suci maupun di tempat tidur. Istilah ngulapin juga dikenal dengan istilah
Ngidih Yeh Base, yang mana dalam ritual upacaranya dipandu oleh Balian desa
yang merupakan orang yang sudah lihai di bidangnya.
Desa Tua Tiga Wasa juga memiliki
tradisi khas dalam melaksanakan penguburan mayat. Cukup aneh memang, karena
desa ini tidak mengenal istilah pembakaran mayat. Penguburan mayat disebut
dengan upacara ngaben, tetapi tidak di bakar melainkan di kubur yang konon
menganut kepercayaan dewa Swambu.
Di waktu acara penguburan
mayatnya pun cukup unik yakni mayat tidak di taruh di dalam peti melainkan
dibungkus dengan kain batik dan kemudian di kubur. Tradisi penguburan mayat
seperti yang sudah dijelaskan diatas masih berlangsung hingga saat ini dan
tentunya dilaksaanakan secara turun temurun.
Pada saat melaksanakan tradisi
Galungan, Desa Tua Tiga Wasa tidak seperti pada umumnya seperti di desa tua
lainnya. Karena di desa ini menggunakan bahan dari daun baik itu daun lontar
muda, daun aren muda ( ron ), daun pisang, daun sirih dan lain sebagainya. Hal
inilah yang membutuhkan banyak daun sirih saat dilaksanakannya acara upakara.
Oh iya, kebanyakan dari para wisatawan
yang berkunjung ke Desa Tua Tiga Wasa melakukan seightseeing maupun kegiatan
trakking yang mana bisa sekaligus melihat dan menikmati pemandangan alam yang
begitu alami. Daya tarik lainnya yakni terletak pada produksi kerajinan anyaman
bambu, mulai dari sokasi, tempat kue, lampu tidur, dompet, sangku dan
sebagainya.
Saat pembaca beerkunjung
atautepatnya berwisata ke Desa Tua Tiga wasa akan menemukanbanyak sekali kios
ataupun toko cinderamata yang menjajakan hasil kerajinan lokal rumah tangga
yang berbahan dasar bambu. Dari segi harga yang di bandrol tak begitu mahal
kok, untuk harga jualnya dibandrol berkisar antara Rp. 40.000,- – Rp. 100.000,-
itupun tergantung tipenya hlo.
Alamat obyek wisata nan eksotis
di Bali ini berada di Desa Tiga Wasa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng,
Provinsi Bali, Indonesia.
Untuk informasi tempat wisata di Kabupaten Buleleng
lainnya yang tentunya tak kalah seru, anda bisa mengKLIK link dibawah
ini. Yuk tlusuri !!!
Bingung mencari kendaraan?
BalasHapusBingung menyewa kendaraan dimana?
Bingung mencari harga yang pas?
Share Trans solusinya.
Share Trans merupakan jasa penyewaan mobil online yang menghubungkan calon penyewa mobil dengan Rent Car atau Owner yang menyediakan kendaraan
Kontak Info 087865097776/08990151556 atau cek di website kami www.sharetrans.id